Sunday, 17 November 2013

Developing Cognitive Abilities


Developing Cognitive Abilities
(Perkembagan Kemampuan Kognitif)
Cognitive Psychology , margaret w matlin
Dalam bab ini, kita akan  menguji bagaimana proses kognitif berkembang dari beberapa topik yang  telah di pelajari pada bab sebelumnya. Walaupun topik-topik sebelumnya dibahas secara singkat, namun kali ini akan diselidiki tiga topik secara rinci: ingatan (memori), metamemori, dan bahasa. Tujuan pertama dari bab ini ialah untuk memberitahukan anda tentang perkembangan tiga kemampuan yang penting ini. Anda dapat melihat bahwa beberapa kemampuan ini meningkat dari masa kanak-kanak yang berkembang hingga masa dewasa, dan tiga kemampuan ini berangsur-angsur menurun pada orang dewasa yang mencapai usia lanjut. Hasilnya menunjukkan suatu hal yang di luar dugaan bahwa hanya ada sedikit  perubahan perkembangan dari tiga kemampuan tersebut. Tujuan kedua dari bab ini ialah untuk mendorong kita mengulang kembali beberapa konsep penting yang telah diperkenalkan di bagian sebelumnya pada  buku Cognitive Psycology ini. Sebagai contoh, yang kita ketahui dari bab 6 (Using memory and metacogition), belajar akan lebih efektif jika di kembangkan terus-menerus. Kita ulang kembali konsep yang telah di pelajari pada awal-awal minggu yang lalu.
Berdasarkan penelitian mutakhir, seorang  bayi yang berumur bulanan (infants/infantil) pun dapat mengingat beberapa orang, benda, dan peristiwa. Sebagai Contoh, infants dapat mengingat bagaimana menggerakan sebuah mobile (benda-benda yang bergerak), dengan cara menendangkan kaki seperti yang telah mereka pelajari beberapa minggu sebelumnya. Memori pengenalan (long-term recognition) anak-anak dapat dinilai akurat/sangat tepat, tetapi  working memory (daya nalar) dan memunculkan kembali memori yang tersimpan  lama (long-term recall) dinilai tidak lebih akurat dibandingkan orang dewasa. Anak kecil juga belum mampu untuk menggunakan strategi mengingat spontan ketika mereka ingin mengingat sesuatu. Pada kondisi ideal, anak-anak dapat menyampaikan  testimoni /kesaksian secara akurat. Kesalahan biasanya terjadi pada anak-anak yang masih “muda”, jika mereka menerima informasi yang salah, dan jika mereka memiliki keterbelakangan mental.
Orang tua agak sedikit menyerupai anak muda dalam beberapa  working memory (daya nalar), implicit memory, atau recognition memori. Bagaimanapun juga, mereka memiliki kesulitan pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan working memory  kompleks, prospective memory, atau mengingat kembali sesuatu hal yang eksplisit (misalnya mengingat nama-nama orang).
Keterampilan metamemori anak-anak berkembang ketika mereka tumbuh dewasa. Contohnya, anak-anak yang lebih muda terlalu percaya diri tentang akurasi memori mereka daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa, yang memorinya lebih akurat. Dewasa tua dan dewasa muda memiliki kemampuan yang sama dalam penggunaan memori. Namun, dewasa tua cenderung lebih percaya diri tentang akurasi memori mereka.
Setelah memperhatikan perkembangan bahasa, bayi-bayi  sangat  kompeten dalam memahami bunyi suara  dan komponen penting lainnya dari bahasa. Pada masa  anak-anak, keterampilan berbahasa mereka meningkat secara dramatis pada bidang-bidang seperti arti kata, hubungan tata bahasa, dan aspek pragmatis dari bahasa.

PENDAHULUAN
Ikutilah percakapan antara seorang ibu dan anaknya yang berusia 2 ½ tahun berikut ini:
Anak   : Mengapa mereka pulang?
Ibu       : Karena ibunya telah lelah
Anak   : Mengapa dia lelah?
Ibu       : Karena dia tak  tidur sepanjang hari.
Anak   : Mengapa ia tidak tidur?
Ibu       : Karena mereka telah pergi ke pesta.
Anak   : Mengapa mereka pergi ke pesta?
Ibu (jengkel): Karena ! ( Karmiloff dan Karmiloff-smith, 2001, hal.102).

Interaksi ini  menangkap keterampilan berbahasa yang cukup besar dari anak-anak yang masih kekanak-kanakan. Hal ini juga diilustrasikan pada bab 1 buku teks, dimana anak-anak secara aktif  mengejar infomasi (Gauvain, 2001; Gelmann dan Brenneman, 2004). Faktanya, orang tua seperti ibu ini, kadang-kadang membatasi anak-anak dalam mengejar pengetahuan mereka. Interaksi itu  juga mengilustrasikan bahwa sintaks anak-anak belum sepenuhnya dikembangkan. Ketika anak laki-laki berusia 4 tahun berkata kepada ibunya pada suatu pagi, “Ibu tahu, aku sudah bertambah dewasa sekarang….Tentunya ini akan membutuhkan masa yang lama!” (Rogoff, 1990, p.3).  Seperti yang akan kita lihat pada bab ini, anak kecil itu memang tepat. Anak berusia 4 tahun telah menguasai beberapa komponen memori dan bahasa. Bagaimana pun juga, mereka masih perlu untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam penampilan memori, strategi mengingat, metacognition, sintaks, dan nilai pragmatisnya.
Kebanyakan buku teks psikologi kognitif membatasi diskusi perkembangan kognitif pada pada masa bayi dan masa anak-anak saja. Buku teks ini menekankan pendekatan umur untuk perkembangan, yang berpendapat bahwa perubahan perkembangan berlanjut setelah melampaui masa dewasa muda, kita terus berubah dan beradaptasi sepanjang kehidupan kita (Smith dan Baltes, 1999; Whithbourne,2008). Seperti yang akan kita lihat, beberapa keterampilan kognitif menurun selama proses penuaan, tapi kemampuan lainnya tetap meningkat secara stabil.
            Sebuah pendekatan umur untuk perkembangan kognitif adalah penting di Amerika Utara, karena sekitar 13% penduduk Kanada dan 12% dari penduduk AS adalah 65 tahun atau lebih tua (Statistik Kanada, 2008; World almanac and Book of Facts, 2005). Untungnya, terdapat peningkatan jumlah psikolog yang memfokuskan riset mereka pada individu lansia (Birren dan Schroots,2001).
Ketika kita mempelajari kemampuan kognitif pada bayi, anak-anak, dan lansia, masalah penelitian muncul semakin rumit ketika kita mempelajari kemampuan kognitif orang dewasa. Contohnya, bagaimana mungkin bayi bisa menyampaikan apa yang mereka ketahui, mengungkapkan bahasa mereka yang terbatas dan kemampuan motorik mereka? Walaupun demikian, dengan teknik penelitian yang kreatif,  para peneliti dapat mengatasi keterbatasan ini dan menemukan bahwa bayi pun  dapat memahami informasi tentang orang-orang dan benda-benda di dunia mereka (Baillargeon, 1998; Mandler, 1990).
Penelitian terhadap orang tua,  menyajikan satu set metodologi permasalahan yang berbeda (Boker dan Bisconti,2006;Salthouse, 2000; Whitbourne, 2008). Ratusan penelitian telah membandingkan kemampuan kognitif mahasiswa yang muda, sehat dengan kemampuan kognitif orang lansia yang kesehatannya, kepercayaan dirinya, pendidikannya, dan kemampuan penggunaan teknologinya yang  relatif kurang. Lebih jauh lagi, mahasiswa lebih mudah menerima pengetahuan baru dengan mengingat materi-materi dan melakukan ujicoba, daripada orang dewasa yang sudah tua.
Perhatikan permasalahannya: Dimungkinkan bahwa penelitian memori yang hanya mengontrol variabel terbatas menunjukkan bahwa, orang dewasa muda dapat mengingat 25% hal-hal (items) lebih banyak daripada orang tua. Bukan tidak mungkin kemampuan orang dewasa muda yang lebih baik dalam mengingat (recall) ditandai dengan variabel-variabel baru, seperti kesehatan atau pendidikan, daripada kemampuan yang diperoleh dari proses pertambahan usia. Secara umum, para peneliti percaya bahwa variabel-variabel baru tersebut dapat menjelaskan hal-hal penting dalam perbedaan kemampuan kognitif. Dimana, para peneliti telah meneliti hubungannya bahwa perbedaan keadaan pada usia, baru dapat muncul apabila variabel-variabel baru itu dihapuskan (Baltes et a., 1999; Birren & Schaie, 1996; Cavanaugh & Whitbourne, 1999; Whitbourne, 2001).
Bab ini terpusat pada perkembangan kognitif dalam 3 bidang: ingatan (memori), metacognition, dan bahasa. Secara khusus telah disusun buku kajian ini sehingga di Bab akhirnya akan mendorong anda untuk mengulang konsep utama dari ketiga bidang penting ini dalam psikologi kognitif. Sebagai tambahan, anda akan mempelajari bahwa bayi dan anak kecil memiliki kemampuan kognitif yang mungkin tak pernah anda duga. Anda juga dapat melihat bahwa orang tua lebih kompeten secara kognitif daripada sangkaan pendapat umum.

PERTUMBUHAN PEMBENTUKAN INGATAN (memori)
            Banyak bagian dari buku pelajaran ini telah menguji ingatan. Bab 3, 4, dan 5 terfokus secara khusus pada ingatan, dan bab-bab yang tersisa mendiskusikan tentang peranan yang diberikan oleh ingatan terhadap proses kognitif lainnya. Sekarang kita akan menguji bagaimana ingatan berkembang dari bayi yang berusia 2 tahun pertama kemudian anak-anak hingga dewasa.

INGATAN PADA BAYI YANG BELUM LAMA LAHIR (INFANTS)          
Cobalah untuk mengambil gambaran bayi yang kira- kira berusia 4 bulan, belum cukup mampu untuk duduk tanpa bantuan. Akankah anda berharap bahwa bayi ini dapat mengenali ibunya, atau meniru kegiatan-kegiatan sederhana? Beberapa dekade yang lalu, para ahli psikologi meyakini bahwa bayi berusia 4 bulan tidak bisa mengingat apapun selama lebih dari satu periode yang singkat (Gelman, 2002). Tentunya, kita tidak meyakini jika bayi dengan usia tersebut dapat menunjukkan ingatan yang canggih, karena bagian korteks yang kebanyakan berkaiatan dengan ingatan yang bekerja serta yang berkaiatan dengan ingatan jangka panjang belum berkembang sempurna (Bauer, 2004; Kagan & Herschkowitz, 2005).
Lebih jauh lagi, awalnya para peneliti meremehkan kemampuan ingatan bayi karena masalah metedologis. Untungnya, para ahli psikologi baru-baru ini telah menemukan beberapa metode pengembangan untuk menguji kemampuan bayi untuk mengingat orang-orang dan benda-benda. Penelitian ini menunjukkan  bahwa bayi memiliki kemampuan mengingat yang lebih dasyat daripada yang mungkin bayangkan. Contohnya, sekarang kita tahu bahwa bayi yang berusia 6 bulan mampu menciptakan hubungan diantara dua benda. Tentu saja, (pada Tema 2) yang menekankan kemampuan kognitif dapat diterapkan pada bayi, anak- anak dan orang dewasa.
Satu cara untuk menilai ingatan bayi adalah dengan melihat apakah mereka mampu meniru tindakan setelah penundaan (e.g., learmonth et al., 2004, 2005; Mandler, 2004a; Nelson, 2006). Marilah kita mempertimbangkan 3 topik penelitian lainnya: (1) Pola- pola perhatian bayi, (2) Pengenalan ibu, dan (3) Menafsirkan penguatan dengan benda-benda bergerak. Seperti yang sudah anda pahami bayi mampu menunjukkan kemampuan ingatan yang kuat bahkan saat usia 1 bulan. 

0 comments:

Post a Comment