A. Struktur Memori
Semantik
1.
Latar
Belakang Memori Semantik
Memori semantik adalah pengetahuan umum yang telah terorganisir tentang dunia. Terdapat empat
macam teori yang mencoba menerangkan bagaimana semua informasi dapat disimpan
dan digunakan dalam memori, antara lain yaitu: feature comparison model, network
model, exemplar approach, dan prototype approach.
2.
Feature
Comparison Model (Model Perbandingan
Ciri)
Salah satu cara yang logis dalam organisasi
memori semantik adalah adanya istilah sederetan fitur atau corak atau
ciri. Teori yang membahas memori semantik
dengan pendekatan tersebut adalah feature
comparison model, suatu konsep disimpan dalam memori menurut sederetan
karakteristik atau fitur yang diperlukan.
Menurut model perbandingan ciri,
konsep-konsep disimpan dalam memori menurut sebuah daftar ciri-ciri atau
karakteristik yang diperlukan. Menurut Smith, dkk (1974):. Misalnya saat kita mengingat konsep
mengenai kucing. Kita dapat
menyusun sebuah daftar ciri yang sering relevan pada kucing:
a. Mempunyai bulu
b. Tidak menyukai air
c. Mempunyai empat kaki
d. Berbunyi meong
e. Mempunyai ekor
f. Mengejar tikus
Smith, dkk menyatakan bahwa ciri-ciri yang digunakan dalam
feature comparison model adalah ciri-ciri penentu atau ciri-ciri khas. Ciri-ciri penentu adalah ciri-ciri
yang perlu untuk makna dari item. Contohnya, ciri-ciri penentu dari seekor
robin mencakup bahwa ia hidup dan mempunyai bulu dan dada merah. Ciri-ciri Khas adalah ciri-ciri yang deskriptif tetapi tidak
esensil. Contohnya, ciri-ciri khas dari seekor robin mencakup bahwa ia terbang,
bertengger di pohon, tidak diternakkan, dan berukuran kecil.
2.a. Riset mengenai
model perbandingan ciri
![]() |
Teknik verifikasi kalimat adalah
salah satu alat utama yang digunakan untuk meneliti model perbandingan ciri.
Dalam Teknik Verifikasi kalimat
orang melihat kalimat sederhana, dan mereka harus menggunakan pengetahuan
semantik mereka yang tersimpan untuk menentukan apakah kalimat itu benar atau
salah. Demonstrasi 7.1 menunjukkan jenis-jenis item yang disajikan dalam teknik
verifikasi kalimat. Umumnya orang sangat akurat pada tugas ini, sehingga
peneliti tidak perlu membandingkan angka kesalahan di seluruh kondisi
eksperimen. Melainkan mereka mengukur waktu-waktu reaksi. Dua kondisi
eksperimen bisa menghasilkan waktu-waktu reaksi yang berbeda sebesar
sepersepuluh detik.
Satu temuan umum dalam riset yang
menggunakan teknik verifikasi kalimat adalah efek typicality. Dalam efek typicality, orang
mencapai keputusan lebih cepat bila sebuah item adalah anggota tipikal dari
sebuah kategori, bukan anggota luar biasa. Contohnya, dalam Demonstrasi 7.1,
anda akan memutuskan dengan cepat bahwa wortel adalah sayuran, tetapi anda
mungkin membutuhkan waktu lama untuk memutuskan bahwa rutabaga adalah sayuran.
Dalam sebuah studi representatif, Katz (1981) menyajikan kalimat-kalimat typicality tinggi seperti “bumi bundar”
dan kalimat-kalimat rendah seperti “tong
bundar”. Waktu reaksi adalah sekitar 0,3 detik lebih cepat untuk item tipikal
dibanding untuk item atipikal, suatu perbedaan yang signifikan secara statistik
di antara kedua kondisi.
Model perbandingan ciri dapat
menjelaskan hasil-hasil ini. Contohnya, wortel adalah anggota tipikal dari
kategorinya, sehingga ciri-ciri wortel dan sayuran sangat serupa. Orang-orang
cepat menjawab pertanyaan “Apakah wortel merupakan sayuran?” karena mereka
hanya memerlukan pemprosesan Tahap 1 dalam model. Tetapi rutabaga adalah contoh
dari sayuran atipikal. Orang-orang
memerlukan jauh lebih lama untuk menjawab pertanyaan “Apakah rutabaga merupakan
sayuran?” karena keputusan itu memerlukan pemprosesan Tahap 2, dan juga
pemprosesan Tahap 1.
Riset mengenai aspek lain dari model
perbandingan ciri jelas kontradiksi dengan model tersebut. Secara spesifik,
sebuah masalah utama dengan perbandingan ciri adalah bahwa sangat sedikit dari
konsep yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditangkap oleh
sebuah daftar ciri-ciri yang perlu (Hahn & Chater, 1997). Contohya, Sloman
dkk (1998) meminta sejumlah mahasiswa untuk membuat pertimbangkan mengenai
beberapa konsep natural (contohnya, “Robin”) dan artifak (contohnya,
“sekitar”). Dalam studi ini, mahasiswa disuruh untuk menilai apakah mereka dapat
membayangkan satu contoh dari konsep yang tidak mempunyai sebuah karakter
tertentu. Dalam kenyataannya, mereka dapat membayangkan seekor Robin yang tidak
terbang, tidak makan, tidak mempunyai bulu, dan tidak mempunyai dada merah!
Maka perhatikan bahwa mereka tidak yakin bahwa suatu ciri tertentu mutlak perlu
untuk dimiliki seekor robin; berbeda dengan teori, kategori “Robin” ini tidak
benar-benar mempunyai semua ciri esensil. Sloman dkk juga menemukan bahwa
artifak tidak memiliki ciri-ciri penentu yang esensil.
Kesimpulan mengenai feature comparison model. Kita telah melihat bahwa
perbandingan ciri dapat menjelaskan efek typicality.
Tetapi riset tidak mendukung ide bahwa keanggotaan kategori didasarkan pada
sebuah daftar dari ciri-ciri yang perlu.
Masalah lainnya dengan perbandingan
ciri adalah asumsinya bahwa ciri-ciri individual independen satu sama lain.
Dalam kenyataannya, untuk konsep-konsep natural, ciri-ciri cenderung
berkorelasi. Contohnya, objek-objek yang mempunyai daun tidak mungkin mempunyai
kaki atau bulu. Di pihak lain, objek-objek yang mempunyai bulu sangat mungkin
mempunyai kaki. Terakhir, perbandingan ciri tidak menjelaskan bagaimana para
anggota kategori terkait satu sama lain (Barselou, 1992).
3.
The
Prototype Approach
Eleanor Rosch mengemukakan suatu pendapat
bahwa kita mengorganisasikan masing-masing kategori berbasis prototip. Menurut
pendapat ini, kita akan mengkategorikan suatu item akan masuk ke kategori
tertentu dengan membandingkan suatu item dengan prototip. Sebagai contoh, kita
dapat menyimpulkan bahwa Robin adalah burung, karena Robin memiliki kecocokan
dengan prototip burung.
Menurut Eleanor Rosch, kita mengorganisir
masing-masing kategori atas dasar prototip, yaitu item yang diidealkan
yang paling prototip dari kategori (Hampton, 1997a; Rosch, 1973). Menurut
pendekatan prototip, kita memutuskan apakah sebuah item masuk pada
sebuah kategori dengan membandingkan item itu dengan sebuah prototip. Jika item
serupa dengan prototip, anda memasukkan item itu dalam kategori tersebut. Contohnya, anda
menyimpulkan bahwa robin adalah seekor burung karena ia cocok dengan prototip
ideal anda untuk seekor burung. Tetapi jika item yang sedang anda nilai cukup
berbeda dari prototip, anda menempatkannya dalam kategori lain di mana ia lebih
mirip dengan prototip kategori itu.
Prototip dari sebuah kategori tidak benar-benar
perlu ada (Hahn & Chater, 1997. Markman, 1999). Contohnya, jika saya
meminta anda untuk menggambarkan seekor hewan prototipikal, anda mungkin
memberitahu kepada saya mengenai seekor makhluk berkaki empat dengan bulu,
ekor, dan ukuran yang masuk di antara anjing besar dan sapi—sesuatu yang tidak
percis mirip dengan suatu mahluk di bumi.
Jadi prototip adalah contoh abstrak dan yang diidealkan.
Perhatikan bahwa pendekatan prototip tidak memberi
perhatian pada rincian yang membuat masing-masing item dalam sebuah kategori
unik (Haberlank, 1999). Contohnya, pendekatan ini tidak memberi perhatian pada
fakta bahwa pisang mempunyai jenis kulit yang berbeda dari jeruk atau nanas. Tetapi
lebih menekankan Semua ketiga item adalah contoh yang sangat baik dari kategori
“buah”.
Rosch juga menunjukkan bahwa anggota-anggota dari
sebuah kategori berbeda dalam hal prototypically
mereka, atau sejauh mana mereka protipikal. Robin dan burung pipit adalah
burung-burung yang sangat tipikal, sementara burung unta dan penguin non
prototip
Pendekatan prototip mewakili sebuah perspektif yang
sangat berbeda dari model perbandingan ciri yang baru saja kita periksa.
Menurut model perbandingan ciri, sebuah item masuk pada sebuah kategori
sepanjang dia memiliki ciri-ciri yang perlu dan cukup (Markman, 1999). Karena
itu perspektif perbandingan ciri mengemukakan bahwa keanggotaan kategori sangat
gamblang. Contohnya, untuk kategori “bujangan", ciri penentu adalah pria
dan tidak menikah. Tetapi, apakah anda tidak berpikir bahwa saudara
sepupu anda yang pria tak menikah berusia 32 tahun merupakan contoh yang lebih
baik dari bujangan, dibanding keponakan anda yang berusia 2 tahun atau seorang
pastor Katolik yang sudah tua, dan tidak menikah? Semua ketiga orang itu memang
pria dan tidak menikah, karena itu model perbandingan ciri akan menyimpulkan
bahwa ketiganya patut dikategorisasi sebagai bujangan. Di pihak lain,
pendekatan prototip akan mengemukakan bahwa tidak semua anggota kategori
“bujangan” diciptakan sama. Melainkan, saudara sepupu anda adalah bujangan yang
lebih prototipikal dibanding keponakan anda atau pastor.
Eleanor Rosch dkk, dan juga peneliti lain, telah
melakukan banyak studi mengenai karakteristik prototip-prototip. Riset mereka
menunjukkan bahwa semua anggota kategori tidak diciptakan sama (Hampton,
1997b; Whittlesea, 1997). Melainkan, sebuah kategori cenderung mempunyai struktur bertingkat (graded structure), yang dimulai
dengan anggota-anggota yang paling representatif atau prototipikal dan
selanjutnya melalui anggota-anggota non prototipikal kategori itu.
3.a Karakteristik prototip
Prototip berbeda
dari anggota non prototipikal kategori-kategori dalam beberapa hal. Seperti akan anda lihat, prototip mempunyai
status khusus dan diistimewakan.
1)
Prototip disuplai sebagai contoh
dari satu kategori
Beberapa studi
telah menunjukkan bahwa orang-orang menilai sejumlah item sebagai contoh-contoh
yang lebih baik dari sebuah konsep dibanding sejumlah item lain.
Dalam sebuah studi,
misalnya, Mervis, Catlin, dan Rosch (1976) melihat beberapa norma kategori yang
telah dikumpulkan. Norma-norma itu telah dibentuk dengan
meminta orang-orang untuk memberikan contoh dari delapan kategori, seperti
“burung”, “buah”, “olah raga”, dan “senjata”. Mervis, dkk meminta satu kelompok
lain untuk memberi rating prototip untuk masing-masing dari contoh-contoh ini.
Sebuah analisis statistik menunjukkan bahwa item-item yang dinilai paling
prototipikal ternyata adalah item-item yang sama yang paling sering dipilih
orang-orang dalam norma-norma kategori.
2)
Prototip dinilai
lebih cepat setelah priming (penyiapan).
Berarti bahwa
orang-orang merespon lebih cepat pada sebuah item jika item itu didahului oleh
satu item serupa. Contohnya, anda akan membuat penilaian mengenai apel lebih
cepat jika anda baru saja telah melihat kata buah dibanding jika anda telah baru saja melihat kata jerapah.
3)
Prototip-prototip
berbagi atribut-atribut bersama dalam sebuah kategori kemiripan keluarga.
Kemiripan keluarga berarti bahwa tidak ada atribut tunggal
sama-sama dimiliki oleh semua contoh dari sebuah konsep; tetapi masing-masing
contoh mempunyai setidaknya satu atribut yang dimiliki bersama dengan contoh
lain dari konsep itu (Hampton, 1997b; Withlesea, 1997).
Seperti
ditunjukkan oleh filsuf Wittgenstein (1953), sejumlah konsep sulit digambarkan
dari segi ciri-ciri penentu spesifik. Contohnya, pertimbangkanlah konsep
“permainan” (game). Pikirkanlah mengenai permainan yang anda kenal. Apa atribut tunggal yang sama-sama mereka
miliki semua?Bagaimana Monopoli serupa dengan bola voli? Anda mungkin merespon
bahwa dua-duanya melibatkan kompetisi, tetapi lalu bagaimana mengenai permainan
anak-anak petak umpet? Sejumlah permainan memerlukan keahlian, tetapi yang
lainnya bergantung pada nasib baik. Perhatikan bagaimana masing-masing
permainan sama-sama mempunyai beberapa atribut dengan permainan lain, namun tidak
ada atribut tunggal yang sama-sama dimiliki oleh semua permainan.







0 comments:
Post a Comment