Friday, 15 November 2013

Struktur Memori Semantik


A.    Struktur Memori Semantik
1.      Latar Belakang Memori Semantik
Memori semantik adalah pengetahuan umum yang telah terorganisir tentang dunia. Terdapat empat macam teori yang mencoba menerangkan bagaimana semua informasi dapat disimpan dan digunakan dalam memori, antara lain yaitu: feature comparison model, network model, exemplar approach, dan prototype approach.

2.      Feature Comparison Model  (Model Perbandingan Ciri)
Salah satu cara yang logis dalam organisasi memori semantik adalah adanya istilah sederetan fitur atau corak atau ciri. Teori yang membahas memori semantik dengan pendekatan tersebut adalah feature comparison model, suatu konsep disimpan dalam memori menurut sederetan karakteristik atau fitur yang diperlukan.
Menurut model perbandingan ciri, konsep-konsep disimpan dalam memori menurut sebuah daftar ciri-ciri atau karakteristik yang diperlukan. Menurut Smith, dkk (1974):. Misalnya saat kita mengingat konsep mengenai kucing. Kita dapat menyusun sebuah daftar ciri yang sering relevan pada kucing:
a.       Mempunyai bulu
b.      Tidak menyukai air
c.       Mempunyai empat kaki
d.      Berbunyi meong
e.       Mempunyai ekor
f.       Mengejar tikus

Smith, dkk menyatakan bahwa ciri-ciri yang digunakan dalam feature comparison model adalah ciri-ciri penentu atau ciri-ciri khas. Ciri-ciri penentu  adalah ciri-ciri yang perlu untuk makna dari item. Contohnya, ciri-ciri penentu dari seekor robin mencakup bahwa ia hidup dan mempunyai bulu  dan dada merah. Ciri-ciri Khas adalah ciri-ciri yang deskriptif tetapi tidak esensil. Contohnya, ciri-ciri khas dari seekor robin mencakup bahwa ia terbang, bertengger di pohon, tidak diternakkan, dan berukuran kecil.

2.a. Riset mengenai model perbandingan ciri
Rounded Rectangle: Demonstrasi 7.1
Teknik Verifikasi Kalimat
Untuk masing-masing dari item di bawah, jawab secepat mungkin “benar” atau “salah”. 
1.	Poodle adalah anjing.
2.	Tupai adalah binatang
3.	Bunga adalah batu
4.	Wortel adalah sayuran
5.	Mangga adalah buah
6.	Petunia adalah pohon
7.	Robin adalah burung
8.	Rutabaga adalah sayuran
 















Teknik verifikasi kalimat adalah salah satu alat utama yang digunakan untuk meneliti model perbandingan ciri. Dalam Teknik Verifikasi kalimat orang melihat kalimat sederhana, dan mereka harus menggunakan pengetahuan semantik mereka yang tersimpan untuk menentukan apakah kalimat itu benar atau salah. Demonstrasi 7.1 menunjukkan jenis-jenis item yang disajikan dalam teknik verifikasi kalimat. Umumnya orang sangat akurat pada tugas ini, sehingga peneliti tidak perlu membandingkan angka kesalahan di seluruh kondisi eksperimen. Melainkan mereka mengukur waktu-waktu reaksi. Dua kondisi eksperimen bisa menghasilkan waktu-waktu reaksi yang berbeda sebesar sepersepuluh detik.
Satu temuan umum dalam riset yang menggunakan teknik verifikasi kalimat adalah efek typicality. Dalam efek typicality, orang mencapai keputusan lebih cepat bila sebuah item adalah anggota tipikal dari sebuah kategori, bukan anggota luar biasa. Contohnya, dalam Demonstrasi 7.1, anda akan memutuskan dengan cepat bahwa wortel adalah sayuran, tetapi anda mungkin membutuhkan waktu lama untuk memutuskan bahwa rutabaga adalah sayuran. Dalam sebuah studi representatif, Katz (1981) menyajikan kalimat-kalimat typicality tinggi seperti “bumi bundar” dan kalimat-kalimat  rendah seperti “tong bundar”. Waktu reaksi adalah sekitar 0,3 detik lebih cepat untuk item tipikal dibanding untuk item atipikal, suatu perbedaan yang signifikan secara statistik di antara kedua kondisi.
Model perbandingan ciri dapat menjelaskan hasil-hasil ini. Contohnya, wortel adalah anggota tipikal dari kategorinya, sehingga ciri-ciri wortel dan sayuran sangat serupa. Orang-orang cepat menjawab pertanyaan “Apakah wortel merupakan sayuran?” karena mereka hanya memerlukan pemprosesan Tahap 1 dalam model. Tetapi rutabaga adalah contoh dari sayuran atipikal.  Orang-orang memerlukan jauh lebih lama untuk menjawab pertanyaan “Apakah rutabaga merupakan sayuran?” karena keputusan itu memerlukan pemprosesan Tahap 2, dan juga pemprosesan Tahap 1.
Riset mengenai aspek lain dari model perbandingan ciri jelas kontradiksi dengan model tersebut. Secara spesifik, sebuah masalah utama dengan perbandingan ciri adalah bahwa sangat sedikit dari konsep yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditangkap oleh sebuah daftar ciri-ciri yang perlu (Hahn & Chater, 1997). Contohya, Sloman dkk (1998) meminta sejumlah mahasiswa untuk membuat pertimbangkan mengenai beberapa konsep natural (contohnya, “Robin”) dan artifak (contohnya, “sekitar”). Dalam studi ini, mahasiswa disuruh untuk menilai apakah mereka dapat membayangkan satu contoh dari konsep yang tidak mempunyai sebuah karakter tertentu. Dalam kenyataannya, mereka dapat membayangkan seekor Robin yang tidak terbang, tidak makan, tidak mempunyai bulu, dan tidak mempunyai dada merah! Maka perhatikan bahwa mereka tidak yakin bahwa suatu ciri tertentu mutlak perlu untuk dimiliki seekor robin; berbeda dengan teori, kategori “Robin” ini tidak benar-benar mempunyai semua ciri esensil. Sloman dkk juga menemukan bahwa artifak tidak memiliki ciri-ciri penentu yang esensil.
Kesimpulan mengenai feature comparison model. Kita telah melihat bahwa perbandingan ciri dapat menjelaskan efek typicality. Tetapi riset tidak mendukung ide bahwa keanggotaan kategori didasarkan pada sebuah daftar dari ciri-ciri yang perlu.
Masalah lainnya dengan perbandingan ciri adalah asumsinya bahwa ciri-ciri individual independen satu sama lain. Dalam kenyataannya, untuk konsep-konsep natural, ciri-ciri cenderung berkorelasi. Contohnya, objek-objek yang mempunyai daun tidak mungkin mempunyai kaki atau bulu. Di pihak lain, objek-objek yang mempunyai bulu sangat mungkin mempunyai kaki. Terakhir, perbandingan ciri tidak menjelaskan bagaimana para anggota kategori terkait satu sama lain (Barselou, 1992).

3.      The Prototype Approach
Eleanor Rosch mengemukakan suatu pendapat bahwa kita mengorganisasikan masing-masing kategori berbasis prototip. Menurut pendapat ini, kita akan mengkategorikan suatu item akan masuk ke kategori tertentu dengan membandingkan suatu item dengan prototip. Sebagai contoh, kita dapat menyimpulkan bahwa Robin adalah burung, karena Robin memiliki kecocokan dengan prototip burung.
Menurut Eleanor Rosch, kita mengorganisir masing-masing kategori atas dasar prototip, yaitu item yang diidealkan yang paling prototip dari kategori (Hampton, 1997a; Rosch, 1973). Menurut pendekatan prototip, kita memutuskan apakah sebuah item masuk pada sebuah kategori dengan membandingkan item itu dengan sebuah prototip. Jika item serupa dengan prototip, anda memasukkan item itu dalam kategori tersebut. Contohnya, anda menyimpulkan bahwa robin adalah seekor burung karena ia cocok dengan prototip ideal anda untuk seekor burung. Tetapi jika item yang sedang anda nilai cukup berbeda dari prototip, anda menempatkannya dalam kategori lain di mana ia lebih mirip dengan prototip kategori itu.
Prototip dari sebuah kategori tidak benar-benar perlu ada (Hahn & Chater, 1997. Markman, 1999). Contohnya, jika saya meminta anda untuk menggambarkan seekor hewan prototipikal, anda mungkin memberitahu kepada saya mengenai seekor makhluk berkaki empat dengan bulu, ekor, dan ukuran yang masuk di antara anjing besar dan sapi—sesuatu yang tidak percis mirip dengan suatu mahluk di bumi.  Jadi prototip adalah contoh abstrak dan yang diidealkan.
Perhatikan bahwa pendekatan prototip tidak memberi perhatian pada rincian yang membuat masing-masing item dalam sebuah kategori unik (Haberlank, 1999). Contohnya, pendekatan ini tidak memberi perhatian pada fakta bahwa pisang mempunyai jenis kulit yang berbeda dari jeruk atau nanas. Tetapi lebih menekankan Semua ketiga item adalah contoh yang sangat baik dari kategori “buah”.
Rosch juga menunjukkan bahwa anggota-anggota dari sebuah kategori berbeda dalam hal prototypically mereka, atau sejauh mana mereka protipikal. Robin dan burung pipit adalah burung-burung yang sangat tipikal, sementara burung unta dan penguin non prototip
Pendekatan prototip mewakili sebuah perspektif yang sangat berbeda dari model perbandingan ciri yang baru saja kita periksa. Menurut model perbandingan ciri, sebuah item masuk pada sebuah kategori sepanjang dia memiliki ciri-ciri yang perlu dan cukup (Markman, 1999). Karena itu perspektif perbandingan ciri mengemukakan bahwa keanggotaan kategori sangat gamblang. Contohnya, untuk kategori “bujangan", ciri penentu adalah pria dan tidak menikah. Tetapi, apakah anda tidak berpikir bahwa saudara sepupu anda yang pria tak menikah berusia 32 tahun merupakan contoh yang lebih baik dari bujangan, dibanding keponakan anda yang berusia 2 tahun atau seorang pastor Katolik yang sudah tua, dan tidak menikah? Semua ketiga orang itu memang pria dan tidak menikah, karena itu model perbandingan ciri akan menyimpulkan bahwa ketiganya patut dikategorisasi sebagai bujangan. Di pihak lain, pendekatan prototip akan mengemukakan bahwa tidak semua anggota kategori “bujangan” diciptakan sama. Melainkan, saudara sepupu anda adalah bujangan yang lebih prototipikal dibanding keponakan anda atau pastor.
Eleanor Rosch dkk, dan juga peneliti lain, telah melakukan banyak studi mengenai karakteristik prototip-prototip. Riset mereka menunjukkan bahwa semua anggota kategori tidak diciptakan sama (Hampton, 1997b; Whittlesea, 1997). Melainkan, sebuah kategori cenderung mempunyai struktur bertingkat (graded structure), yang dimulai dengan anggota-anggota yang paling representatif atau prototipikal dan selanjutnya melalui anggota-anggota non prototipikal kategori itu.


3.a Karakteristik prototip
Prototip berbeda dari anggota non prototipikal kategori-kategori dalam beberapa hal.  Seperti akan anda lihat, prototip mempunyai status khusus dan diistimewakan.
1)        Prototip disuplai sebagai contoh dari satu kategori
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa orang-orang menilai sejumlah item sebagai contoh-contoh yang lebih baik dari sebuah konsep dibanding sejumlah item lain.
Dalam sebuah studi, misalnya, Mervis, Catlin, dan Rosch (1976) melihat beberapa norma kategori yang telah dikumpulkan. Norma-norma itu telah dibentuk dengan meminta orang-orang untuk memberikan contoh dari delapan kategori, seperti “burung”, “buah”, “olah raga”, dan “senjata”. Mervis, dkk meminta satu kelompok lain untuk memberi rating prototip untuk masing-masing dari contoh-contoh ini. Sebuah analisis statistik menunjukkan bahwa item-item yang dinilai paling prototipikal ternyata adalah item-item yang sama yang paling sering dipilih orang-orang dalam norma-norma kategori.

2)        Prototip dinilai lebih cepat setelah priming (penyiapan).
Berarti bahwa orang-orang merespon lebih cepat pada sebuah item jika item itu didahului oleh satu item serupa. Contohnya, anda akan membuat penilaian mengenai apel lebih cepat jika anda baru saja telah melihat kata buah dibanding jika anda telah baru saja melihat kata jerapah.

3)        Prototip-prototip berbagi atribut-atribut bersama dalam sebuah kategori kemiripan keluarga.
Kemiripan keluarga berarti bahwa tidak ada atribut tunggal sama-sama dimiliki oleh semua contoh dari sebuah konsep; tetapi masing-masing contoh mempunyai setidaknya satu atribut yang dimiliki bersama dengan contoh lain dari konsep itu (Hampton, 1997b; Withlesea, 1997).
Seperti ditunjukkan oleh filsuf Wittgenstein (1953), sejumlah konsep sulit digambarkan dari segi ciri-ciri penentu spesifik. Contohnya, pertimbangkanlah konsep “permainan” (game). Pikirkanlah mengenai permainan yang anda kenal.  Apa atribut tunggal yang sama-sama mereka miliki semua?Bagaimana Monopoli serupa dengan bola voli? Anda mungkin merespon bahwa dua-duanya melibatkan kompetisi, tetapi lalu bagaimana mengenai permainan anak-anak petak umpet? Sejumlah permainan memerlukan keahlian, tetapi yang lainnya bergantung pada nasib baik. Perhatikan bagaimana masing-masing permainan sama-sama mempunyai beberapa atribut dengan permainan lain, namun tidak ada atribut tunggal yang sama-sama dimiliki oleh semua permainan.

0 comments:

Post a Comment