PROSEDUR
UNTUK MENGONTROL VARIAN
Bagian ini menerangkan dengan
contoh pembelajaran kimia dan prosedur yang telah diilustrasikan sebelumnya dimana
pengontrolan varian bisa ditingkatkan.Metode yang dilakukan merupakan variable
bebas dari kepentingan utama, dan kemampuan siswa yang dipertimbangkan
merupakan variable lain yang harus dikontrol. Pada dasarnya, terdapat empat
cara mengontrol varian, yaitu:
- Pengacakan/Randomisasi
- Membuat syarat/ketentuan kedalam metode penelitian sebagai variabel bebas
- Mempertahankan syarat dan kondisi
- Penyesuaian Statistik
Tiga poin pertama terlibat
langsung dalam perencanaan desain penelitian, sementara poin keempat termasuk
manipulasi perhitungan sebagai kontrol
dilakukan dalam tahap analisis penelitian, walaupun persiapannya harus
dilakukan ketika merancang penelitian.
1.
Randomisasi.
Apabila dalam contoh
pembelajaran kimia yang dilakukan oleh guru yang sama terhadap sembilan puluh
orang siswa dalam tiga kelas yang setiap kelas berisi tiga puluh orang, dan
setiap kelas diajarkan dengan tiga metode yang berbeda. Kesembilanpuluh siswa
merupakan kelompok yang heterogen berdasarkan tingkat kemampuan, yang akan
mempengaruhi prestasinya dalam tes kimia. Kami tidak mau salah satu kelompok
dengan kemampuan yang lebih tinggi, sedangkan kelompok lain dengan kemampuan
yang lebih rendah. Karena itu, tiga puluh orang siswa ditugaskan acak pada
setiap metode, seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Sampel yang telah diacak dalam
beberapa kelompok akan terlibat dalam penelitian eksperimen. Dengan cara ini
peneliti dapat berasumsi bahwa kelompok yang ada telah sepadan. Ini merupakan
sara terbaik untuk memastikan efek dari variable lain telah terkontrol dan
representative dalam mewakili suatu populasi. Penugasan acak (random
assignment) pada kelompok menghasilkan tingkat kemampuan dapat disebar acak
diantara tiga metode yang akan diterapkan. Murid dengan kemampuan yang terbaik
memiliki kemungkinan yang sama untuk masuk dalam salah satu grup. Hal yang sama
berlaku untuk semua siswa. Dengan cara ini diharapkan tingkat kemampuan siswa
akan tersebar merata dalam tiga kelompok.
Ada
dua hal penting tentang tugas acak. Pertama, pengacakan pada dasarnya untuk
pemerataan tingkat kemampuan dalam kelompok, dan juga menyamakan dengan baik
tingkat kemampuan lainnya seperti motivasi, tingkah laku, dan prestasi
sebelumnya untuk beberapa nama. Yang kedua, walaupun proses penyebaran berefek
pada pemerataan kemampuan, hal ini tidak membolehkan peneliti untuk mengukur
pengaruhnya dalam tingkat kemampuan dalam skor tes kimia
Ingat bahwa nilai tes kimia
adalah variable kontrol dan varian dari kesembilanpuluh skor tes kimia adalah 360. Nilai rata-rata tes untuk ketiga
metode adalah 89, 75, 96 berturut-turut untuk tiap metode M1, M2, M3, dan
varian yang terhitung dari perbedaan ini adalah 50 dari 360. Gambaran
kuantitatif yang tercatat dari varian dapat diidentifikasi di Gambar dibawah
ini
Seluruh varian dari 360 terbagi menjadi
dua bagian, yaitu metode dan faktor lainnya, yang merupakan varian
bawaan.Varian acak atau varian bawaan adalah varian diantara skor dalam grup,
karenanya disebut varian ‘dalam kelompok’.Istilah lainnya yang digunakan dalam
varian ini disebut eror varian.Hal ini tidak mengartikan varian ini melakukan
kesalahan. Artinya
varian tersebut harus melakukan tugas acak dan factor lain yang tidak tercatat,
yang dapat membuat varian dalam grup. Secara kuantitatif, dalam sampel yang
digunakan, nilai dari varian berdasarkan metode adalah 50, dan nilai dari
random varian adalah 310.Random varian berisi varian yang menyangkut kemampuan
belajar, namun karena randomisasi/pengacakan, varian ini tersebar merata dalam
tiga grup.
Dapat dikatakan bahwa dalam
contoh ini, randomisasi mengontrol variable lain terutama variable yang
diasosiasikan dengan siswa. Contohnya tingkat motivasi akan dirandom merata
dalam tiga metode atau kelompok. Pemahaman matematika yang baik mungkin akan
berpengaruh dalam prestasi kimia jugaakan menyebar dengan acak.
Penyebaran acak (random) adalah
efek dari variable lain yang tersebar merata dalam kelompok belajar.
2.
Membuat syarat/ketentuan kedalam metode penelitian
sebagai variabel bebas.
Dalam gambar diatas, siswa
tersebar kedalam tiga kelompok menurut metode.Jika tingkat kemampuan diukur
–bisa didapatkan berdasarkan hasil tes IQ sebelumnya- siswa dikelompokan
berdasarkan tingkat kemampuannya. Jika 45 siswa dengan kemampuan tertinggi
diukur, maka sisanya 45 siswa lain terukur sebagai siswa dengan tingkat
kemampuan rendah, maka tingkat kemampuan akan menjadi variable bebas dengan dua
tingkatan. Lima belas orang siswa dari setiap kelompok kemampuan diacak dengan random assigned ke dalam tiap metode.
Sekarang dapat disimpulkan bahwa perbedaan tidak hanya dalam metode tapi
perbedaan juga menyangkut kemampuan kelompok tinggi-rendah.Varian yang
disebabkan dari tingkat kemampuan juga dapat dilaporkan.Misalkan, varian
tingkat kemampuan tersebut adalah 75. (hal ini ditentukan dari perbedaan dalam
dua tingkatan kemampuan dari rata-rata skor pelajaran kimia). Varian dari
metode yang masih tercatat adalah 50 dari total varian, sehingga
random/inherent varian akhir menjadi 235 (360-50-75=235).Pembagian dari varian
ini terlihat dari gambar dibawah ini.
Penambahan faktor lain sebagai
variabel
bebas membuat peneliti mengetahui efek dcari adanya variable bebas tersebut
dalam penelitiannya. Pembagian siswa menjadi dua tingkat kemampuan adalah tidak
tetap dalam contoh ini. (tiga kelompok telah digunakan, dirancang tinggi,
sedang, dan rendah). Perlu dicatat bahwa kelompok yang dibentuk peneliti berubah-ubah, namun jumlah yang sama
perlu dipertahankan. Untuk melakukan ini, definisi tinggi rendah dalam tes IQ
tidak dapat digunakan (jika definisinya bernilai), karena definisi yang
terungkap pasti akan menyebabkan ketidaksamaan yang signifikan pada sejumlah
siswa dalam setiap tingkat kemampuan. Tes IQ dalam pembelajaran kimia
diharapkan tidak banyak mempengaruhi, khususnya pada siswa berkemampuan
rendah.Lebih dari itu, peneliti dapat membuat daftar skor kemampuan dari skor
terendah ke yang tertinggi, kemudian memberi label setengah dari daftar skor
sebagai tingkat kemampuan tinggi dan setengahnya jadi tingkat kemampuan rendah.Hal
ini disebut pembagian median.
Membentuk sebuah variable
membolehkan peneliti untuk menentukan efek dari variable tersebut. , untuk
menentukan sebesar apa variable dalam penskoran berpengaruh pada variable
tersebut. Ini mengacu pada varian yang tercatat untuk variable tersebut.Dalam
contoh, semakin banyak varian yang dipaparkan daripada saat metode menjadi
satu-satunya variable bebas.Varian bawaan, dikurangi menjadi 235. Tapi mengapa
prosedur ini tidak selalu dipakai?karena pengukuran untuk pada perseorangan
bisa dipisahkan, dalam kasus ini tingkat kemampuan kimia siswa, tidak selalu
tersedia. Sebagai contoh, tingkat motivasi dapat berpengaruh, namun skor
motivasi akan sulit diukur, tapi bukan tidak mungkin. Oleh karena itu, tingkat
motivasi menyisakan campur tangan variable.Tapi hal tersebut terdistribusi
secara acak jika digunakan random
assignment.Meningkatkan jumlah dari variable bebas dapat membuat desain
penelitian yang rumit namun tak berguna.Jadi, faktor yang ditambahkan
diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap beberapa varian dalam skor
variable terikat.
Membuat syarat/ketentuan kedalam
metode penelitian sebagai variabel bebas membolehkan peneliti untuk menentukan
efek dari faktor tersebut.Terlalu banyak variable dapat membuat kerumitan tak
berguna dalam desain penelitian.
Hal yang utama dalam mempertahankan
kondisi agar tetap konstan adalah dengan mengurangi variabel agar menjadi tetap. Dalam contoh
penelitian kimia yang dijelaskan diawal, guru dapat menentukan faktor konstan
dengan mengurangi tingkat kemampuan siswa, dengan ketentuan siswa berada dalam satu
tingkat kemampuan yang sama, yaitu mengacu pada skor tes IQ dengan skor tes antara 100 dan 108 untu setiap
sampel yang
digunakan dalam penelitian. Jika dalam penelitian ini menggunakan faktor yang
ditetapkan tersebut, yaitu skor tes IQ maka jumlah siswa tiap grup dalam
penelitian dapat menjadi lebih sedikit dibandingkan pada disain penelitian diawal,
karena banyak siswa yang akan tereliminasi yang tidak mencapai tingkat IQ
antara 100- 108. Varian dalam skor tes kimiapun akan berubah karena sampel
siswa sudah lebih homogen pada tingkat kemampuannya.
Kerugian Menentukan Faktor Tetap
Dalam
menentukan faktor ini terdapat beberapa kerugian diantaranya:
1.
Memungkinkan
pengurangan jumlah sampel dalam penelitian
Hal ini dapat disebabkan oleh masalah
atau pengurangan data yang tersedia pada variabel terikat.Karena jumlah sampel
berkurang sehingga data yang tersediapun berkurang atau lebih sedikit, hal ini yang akan menyebabkan bias
sampel pada teknik pengontrolan variabel asing.
2.
Menyebabkan
generalisasi menjadi terbatas
Dengan adanya faktor tetap ini
menyebabkan jumlah sampel berkurang sehingga generalisasi menjadi lebih
terbatas dan hasil tidak mewakili seluruh populasi.
3.
Mengurangi
validitas eksternal
Karena sampel penelitian dan
generalisasinya terbatas menyebabkan validitas eksternalpun berkurang atau lebih rendah
Menentukan Metode Statistik yang
Tepat
Metode
statistik digunakan melalui tahap prosedur perhitungan ketika data dianalisis,
tetapi variabel kontrol harus tetap ditentukan pada saat merencanakan penelitian ini.Pada bagian
ini bukan pada prosedur statistik yang difokuskan tetapi yang terpenting adalah
tentang konsep bagaimana varian dapat dikontrol oleh metode ini karena perhitungan dapat dilakukan oleh teknik analisis
data pada komputer.Kembali lagi kepada contoh kimia
diatas diasumsikan bahwa pengukuran kemampuan terdiri dari prestasi pada hasil
tes IQ yang telah ada pada 90 siswa. Terlihat
bahwa terdapat hubungan antara hasil tes IQ dan prestasi hasil tes kimia
seperti pada skor tinggi pada tes kimia maka tes yang lainnya juga tinggi,
demikian pula pada skor yang rendah pada salah satu hasil tes maka rendah pula
hasil yang lainnya.
Jika
kita dapat menyesuaikan skor tes kimia pada tingkat kemampuan yang berbeda ini,
kita dapat mengendalikan pengaruh kemampuan siswa pada skor tes kimia. Hal Ini dapat dilakukan
dengan menggunakan prosedur statistik yang lebih canggih.Berdasarkan kuatnya
hubungan antara hasil tes kimia dengan tes IQ, hasil tes kimia yang tinggi
dapat diturunkan begitupula dengan siswa yang memiliki hasil tes kimia yang
rendah dapat dinaikan. Penyesuaian skor tes kimia ini sekarang tidak bergantung
pada tingkat kemampuan, skor yang telah
disesuaikan ini kemudian akan dianalisis.
Menghilangkan tingkat kemampuan ini berarti bahwa pengaruh dari tingkat
kemampuan telah hilang.
Secara
konsep kita dapat mempertimbangkan total varian dalam 90 skor tes kimia pada
contoh kasus diatas. Pengontrolan statistik akan lebih memperhitungkan lebih banyak pada variandaripada
menentukan kemapuan siswa sebagai dua kategori sebagai variabel bebas. Mengukur siswa
pada tes IQ lebih mudah untuk dibedakan daripada mengelompokkan siswa sebagai kelompok tingkat lebih tinggi dan kelompok lebih rendah.Misalnya
pemilhan
statistik untuk menghitung tingkat kemampuan 130 dari 360 varian pada hasil tes
kimia. Metodenya masih dihitung 50, sehingga faktor varian bawaan sekarang
berkurang menjadi 180 ( 360-50-130=180). Hal ini dapat digambarkan pada diagram
berikut.






0 comments:
Post a Comment