Sunday, 17 November 2013

PROSEDUR UNTUK MENGONTROL VARIAN


PROSEDUR UNTUK MENGONTROL VARIAN
Bagian ini menerangkan dengan contoh pembelajaran kimia dan prosedur yang telah diilustrasikan sebelumnya dimana pengontrolan varian bisa ditingkatkan.Metode yang dilakukan merupakan variable bebas dari kepentingan utama, dan kemampuan siswa yang dipertimbangkan merupakan variable lain yang harus dikontrol. Pada dasarnya, terdapat empat cara mengontrol varian, yaitu:
  1. Pengacakan/Randomisasi
  2. Membuat syarat/ketentuan kedalam metode penelitian sebagai variabel bebas
  3. Mempertahankan syarat dan kondisi
  4. Penyesuaian Statistik
Tiga poin pertama terlibat langsung dalam perencanaan desain penelitian, sementara poin keempat termasuk manipulasi perhitungan sebagai  kontrol dilakukan dalam tahap analisis penelitian, walaupun persiapannya harus dilakukan  ketika merancang penelitian.
1.      Randomisasi.
Apabila dalam contoh pembelajaran kimia yang dilakukan oleh guru yang sama terhadap sembilan puluh orang siswa dalam tiga kelas yang setiap kelas berisi tiga puluh orang, dan setiap kelas diajarkan dengan tiga metode yang berbeda. Kesembilanpuluh siswa merupakan kelompok yang heterogen berdasarkan tingkat kemampuan, yang akan mempengaruhi prestasinya dalam tes kimia. Kami tidak mau salah satu kelompok dengan kemampuan yang lebih tinggi, sedangkan kelompok lain dengan kemampuan yang lebih rendah. Karena itu, tiga puluh orang siswa ditugaskan acak pada setiap metode, seperti tampak pada gambar dibawah ini.
 Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara: 1. Mengundi; 2. Menggunakan alat pengacak sehingga dapat ditentukan siswa mana yang harus masuk dalam satu kelompok.
Sampel yang telah diacak dalam beberapa kelompok akan terlibat dalam penelitian eksperimen. Dengan cara ini peneliti dapat berasumsi bahwa kelompok yang ada telah sepadan. Ini merupakan sara terbaik untuk memastikan efek dari variable lain telah terkontrol dan representative dalam mewakili suatu populasi. Penugasan acak (random assignment) pada kelompok menghasilkan tingkat kemampuan dapat disebar acak diantara tiga metode yang akan diterapkan. Murid dengan kemampuan yang terbaik memiliki kemungkinan yang sama untuk masuk dalam salah satu grup. Hal yang sama berlaku untuk semua siswa. Dengan cara ini diharapkan tingkat kemampuan siswa akan tersebar merata dalam tiga kelompok.
Ada dua hal penting tentang tugas acak. Pertama, pengacakan pada dasarnya untuk pemerataan tingkat kemampuan dalam kelompok, dan juga menyamakan dengan baik tingkat kemampuan lainnya seperti motivasi, tingkah laku, dan prestasi sebelumnya untuk beberapa nama. Yang kedua, walaupun proses penyebaran berefek pada pemerataan kemampuan, hal ini tidak membolehkan peneliti untuk mengukur pengaruhnya dalam tingkat kemampuan dalam skor tes kimia
Ingat bahwa nilai tes kimia adalah variable kontrol dan varian dari kesembilanpuluh skor tes kimia  adalah 360. Nilai rata-rata tes untuk ketiga metode adalah 89, 75, 96 berturut-turut untuk tiap metode M1, M2, M3, dan varian yang terhitung dari perbedaan ini adalah 50 dari 360. Gambaran kuantitatif yang tercatat dari varian dapat diidentifikasi di Gambar dibawah ini

Seluruh varian dari 360 terbagi menjadi dua bagian, yaitu metode dan faktor lainnya, yang merupakan varian bawaan.Varian acak atau varian bawaan adalah varian diantara skor dalam grup, karenanya disebut varian ‘dalam kelompok’.Istilah lainnya yang digunakan dalam varian ini disebut eror varian.Hal ini tidak mengartikan varian ini melakukan kesalahan. Artinya varian tersebut harus melakukan tugas acak dan factor lain yang tidak tercatat, yang dapat membuat varian dalam grup. Secara kuantitatif, dalam sampel yang digunakan, nilai dari varian berdasarkan metode adalah 50, dan nilai dari random varian adalah 310.Random varian berisi varian yang menyangkut kemampuan belajar, namun karena randomisasi/pengacakan, varian ini tersebar merata dalam tiga grup.
Dapat dikatakan bahwa dalam contoh ini, randomisasi mengontrol variable lain terutama variable yang diasosiasikan dengan siswa. Contohnya tingkat motivasi akan dirandom merata dalam tiga metode atau kelompok. Pemahaman matematika yang baik mungkin akan berpengaruh dalam prestasi kimia jugaakan menyebar dengan acak.
Penyebaran acak (random) adalah efek dari variable lain yang tersebar merata dalam kelompok belajar.
2.       Membuat syarat/ketentuan kedalam metode penelitian sebagai variabel bebas.

Dalam gambar diatas, siswa tersebar kedalam tiga kelompok menurut metode.Jika tingkat kemampuan diukur –bisa didapatkan berdasarkan hasil tes IQ sebelumnya- siswa dikelompokan berdasarkan tingkat kemampuannya. Jika 45 siswa dengan kemampuan tertinggi diukur, maka sisanya 45 siswa lain terukur sebagai siswa dengan tingkat kemampuan rendah, maka tingkat kemampuan akan menjadi variable bebas dengan dua tingkatan. Lima belas orang siswa dari setiap kelompok kemampuan diacak dengan random assigned ke dalam tiap metode. Sekarang dapat disimpulkan bahwa perbedaan tidak hanya dalam metode tapi perbedaan juga menyangkut kemampuan kelompok tinggi-rendah.Varian yang disebabkan dari tingkat kemampuan juga dapat dilaporkan.Misalkan, varian tingkat kemampuan tersebut adalah 75. (hal ini ditentukan dari perbedaan dalam dua tingkatan kemampuan dari rata-rata skor pelajaran kimia). Varian dari metode yang masih tercatat adalah 50 dari total varian, sehingga random/inherent varian akhir menjadi 235 (360-50-75=235).Pembagian dari varian ini terlihat dari gambar dibawah ini.

Penambahan faktor lain sebagai variabel bebas membuat peneliti mengetahui efek dcari adanya variable bebas tersebut dalam penelitiannya. Pembagian siswa menjadi dua tingkat kemampuan adalah tidak tetap dalam contoh ini. (tiga kelompok telah digunakan, dirancang tinggi, sedang, dan rendah). Perlu dicatat bahwa kelompok yang dibentuk  peneliti berubah-ubah, namun jumlah yang sama perlu dipertahankan. Untuk melakukan ini, definisi tinggi rendah dalam tes IQ tidak dapat digunakan (jika definisinya bernilai), karena definisi yang terungkap pasti akan menyebabkan ketidaksamaan yang signifikan pada sejumlah siswa dalam setiap tingkat kemampuan. Tes IQ dalam pembelajaran kimia diharapkan tidak banyak mempengaruhi, khususnya pada siswa berkemampuan rendah.Lebih dari itu, peneliti dapat membuat daftar skor kemampuan dari skor terendah ke yang tertinggi, kemudian memberi label setengah dari daftar skor sebagai tingkat kemampuan tinggi dan setengahnya jadi tingkat kemampuan rendah.Hal ini disebut pembagian median.
Membentuk sebuah variable membolehkan peneliti untuk menentukan efek dari variable tersebut. , untuk menentukan sebesar apa variable dalam penskoran berpengaruh pada variable tersebut. Ini mengacu pada varian yang tercatat untuk variable tersebut.Dalam contoh, semakin banyak varian yang dipaparkan daripada saat metode menjadi satu-satunya variable bebas.Varian bawaan, dikurangi menjadi 235. Tapi mengapa prosedur ini tidak selalu dipakai?karena pengukuran untuk pada perseorangan bisa dipisahkan, dalam kasus ini tingkat kemampuan kimia siswa, tidak selalu tersedia. Sebagai contoh, tingkat motivasi dapat berpengaruh, namun skor motivasi akan sulit diukur, tapi bukan tidak mungkin. Oleh karena itu, tingkat motivasi menyisakan campur tangan variable.Tapi hal tersebut terdistribusi secara acak jika digunakan random assignment.Meningkatkan jumlah dari variable bebas dapat membuat desain penelitian yang rumit namun tak berguna.Jadi, faktor yang ditambahkan diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap beberapa varian dalam skor variable terikat.
Membuat syarat/ketentuan kedalam metode penelitian sebagai variabel bebas membolehkan peneliti untuk menentukan efek dari faktor tersebut.Terlalu banyak variable dapat membuat kerumitan tak berguna dalam desain penelitian.
 3.      Mempertahankan Syarat dan Kondisi/Faktor penelitian yang tetap
            Hal yang utama dalam mempertahankan kondisi agar tetap konstan adalah dengan mengurangi variabel agar menjadi tetap. Dalam contoh penelitian kimia yang dijelaskan diawal, guru dapat menentukan faktor konstan dengan mengurangi tingkat kemampuan siswa, dengan ketentuan siswa berada dalam satu tingkat kemampuan yang sama, yaitu mengacu pada skor tes IQ  dengan skor tes antara 100 dan 108 untu setiap sampel yang digunakan dalam penelitian. Jika dalam penelitian ini menggunakan faktor yang ditetapkan tersebut, yaitu skor tes IQ maka jumlah siswa tiap grup dalam penelitian dapat menjadi lebih sedikit dibandingkan pada disain penelitian diawal, karena banyak siswa yang akan tereliminasi yang tidak mencapai tingkat IQ antara 100- 108. Varian dalam skor tes kimiapun akan berubah karena sampel siswa sudah lebih homogen pada tingkat kemampuannya. 
Kerugian Menentukan Faktor Tetap
Dalam menentukan faktor ini terdapat beberapa kerugian diantaranya:
1.      Memungkinkan pengurangan jumlah sampel dalam penelitian
Hal ini dapat disebabkan oleh masalah atau pengurangan data yang tersedia pada variabel terikat.Karena jumlah sampel berkurang sehingga data yang tersediapun berkurang atau lebih sedikit, hal ini yang akan menyebabkan bias sampel pada teknik pengontrolan variabel asing.
2.      Menyebabkan generalisasi menjadi terbatas
Dengan adanya faktor tetap ini menyebabkan jumlah sampel berkurang sehingga generalisasi menjadi lebih terbatas dan hasil tidak mewakili seluruh populasi.
3.      Mengurangi validitas eksternal
Karena sampel penelitian dan generalisasinya terbatas menyebabkan validitas eksternalpun berkurang atau lebih rendah 
Menentukan Metode Statistik yang Tepat
            Metode statistik digunakan melalui tahap prosedur perhitungan ketika data dianalisis, tetapi variabel kontrol harus tetap ditentukan pada saat merencanakan penelitian ini.Pada bagian ini bukan pada prosedur statistik yang difokuskan tetapi yang terpenting adalah tentang konsep bagaimana varian dapat dikontrol oleh metode ini karena perhitungan dapat dilakukan oleh teknik analisis data pada komputer.Kembali lagi kepada contoh kimia diatas diasumsikan bahwa pengukuran kemampuan terdiri dari prestasi pada hasil tes IQ yang telah ada pada 90 siswa. Terlihat bahwa terdapat hubungan antara hasil tes IQ dan prestasi hasil tes kimia seperti pada skor tinggi pada tes kimia maka tes yang lainnya juga tinggi, demikian pula pada skor yang rendah pada salah satu hasil tes maka rendah pula hasil yang lainnya.
            Jika kita dapat menyesuaikan skor tes kimia pada tingkat kemampuan yang berbeda ini, kita dapat mengendalikan pengaruh kemampuan siswa pada skor tes kimia. Hal Ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur statistik yang lebih canggih.Berdasarkan kuatnya hubungan antara hasil tes kimia dengan tes IQ, hasil tes kimia yang tinggi dapat diturunkan begitupula dengan siswa yang memiliki hasil tes kimia yang rendah dapat dinaikan. Penyesuaian skor tes kimia ini sekarang tidak bergantung pada tingkat kemampuan, skor yang telah disesuaikan ini kemudian akan dianalisis. Menghilangkan tingkat kemampuan ini berarti bahwa pengaruh dari tingkat kemampuan telah hilang.
                    Secara konsep kita dapat mempertimbangkan total varian dalam 90 skor tes kimia pada contoh kasus diatas. Pengontrolan statistik akan lebih memperhitungkan lebih banyak pada variandaripada menentukan kemapuan siswa sebagai dua kategori sebagai variabel bebas. Mengukur siswa pada tes IQ lebih mudah untuk dibedakan daripada mengelompokkan siswa sebagai kelompok  tingkat lebih tinggi dan kelompok lebih rendah.Misalnya pemilhan statistik untuk menghitung tingkat kemampuan 130 dari 360 varian pada hasil tes kimia. Metodenya masih dihitung 50, sehingga faktor varian bawaan sekarang berkurang menjadi 180 ( 360-50-130=180). Hal ini dapat digambarkan pada diagram berikut.

0 comments:

Post a Comment