STUDI
EKSPERIMENTAL
Utuk lebih jelas silahkan download dalam bentuk word
Studi
eksperimental memungkinkan pengendalian variabel ekstra dapat dilakukan secara
lebih efektif. Studi eksperimental dilakukan melalui percobaan yang terkontrol
di mana kondisi dimanipulasi sedemikian rupa agar muncul suatu peristiwa.
Proses eksperimentasi melibatkan 3 unsur utama yaitu kondisi yang sengaja
dimanipulasi, variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dan dilakukan
pengontrolan terhadap variabel ekstra. Dalam cabang sains prilaku dan sosial,
studi eksperimental mempunyai kekhususan yaitu dilakukan randomisasi untuk
menentukan subjek mana yang masuk kelompok yang mendapat perlakuan (eksperimen)
dan yang tidak diberi perlakuan. Hal ini disebabkan manusia sebagai subjeknya,
yang bersifat unik dan prilakunya pasti dipengaruhi oleh situasi dan kondisi
lingkungan. Studi eksperimental dalam bidang ini memiliki empat ciri-ciri yaitu
adanya perlakuan, variabel dimanipulasi, dilakukan kontrol, dan dilakukan
randomisasi sebagai pembeda dari eksperimentasi secara umum. Namun demikian,
proses randomisi tidak mutlak dilakukan pada semua kondisi karena ada kalanya
subjek tidak bisa di random, maka digunakanlah kelompok yang ada. Ini disebut
studi kuasi eksperimen.
Dalam studi
eksperimental, kevalidan kesimpulan sangat diperlukan, baik kevalidan internal
(variabel bebas memang mempengaruhi variabel terikat) maupun kevalidan
eksternal (kesimpulan dapat digeneralisasikan). Namun, kevalidan internal yang
paling mutlak diperlukan agar penelitian bisa disebut valid. Ada beberapa hal
yang dapat menggangu kevalidan internal yaitu (1) ada peristiwa tertentu yang
terjadi di luar variabel penelitian, (2) subjek merasa jemu karena lamanya
waktu eksperimen, (3) rentang waktu pretest dan posttest terlalu
singkat sehingga pretest mempengaruhi hasil penelitian, (4)
instrumen penelitian diragukan kevalidan dan/atau kereliabelannya, (5) peneliti
mengabaikan data yang abnormal (skor ekstrim), (6) subjek tidak dirandom
sepenuhnya (7) Jumlah subjek yang mengikuti pretest dan posttest berbeda,
(8) ada faktor bias dalam pembagian anggota kelompok (9) Kelompok kontrol
menyadari perannya dalam penelitian, sehingga berprilaku tidak wajar, (10)
terjadi interaksi yang intens terkait proses pembelajaran antara kelompok
eksperimen dan kontrol.
Selain
validitas internal, validitas eksternal juga dapat terganggu oleh beberapa hal
yaitu (1) sampel tidak representatif
terhadap populasi, (2) pemilihan subjek yang bias, (3) subjek (sebagai sampel)
menyadari dirinya sedang diberi perlakuan, sementara subjek lain (dari
populasi) tidak demikian, (4) perlakuan yang sama diberikan kepada kelompok
subjek secara berulang.
Dalam studi
eksperimental ada beberapa masalah yang perlu dijawab yaitu apakah benar
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat? Bagaimana pengaruh variabel
kontrol, moderator, dan variabel kovariat yang seringkali dilibatkan sebagai
variabel penelitian terhadap variabel terikat?
Selanjutnya,
untuk memperkirakan jawaban dari masalah penelitian disusun suatu hipotesis
riset (naratif). Apabila kemudian dilakukan analisis data hasil penelitian,
maka hipotesis riset dirubah menjadi hipotesis statistik yang terdiri dari
Hipotesis awal (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha). Dalam ketentuannya, apabila
rumusan hipotesis riset skor rata-rata kelompok eksperimen secara signifikan
lebih tinggi dari rata-rata skor kelompok kontrol maka Ha menggunakan tanda
> (sifatnya direktif), tetapi apabila rumusan hipotesis riset tidak ada
perbedaan signifikan skor antara kelompok eksperimen dan kontrol maka Ha menggunakan
tanda = (non-direktif).






0 comments:
Post a Comment