Sunday, 17 November 2013

PENELITIAN EKSPERIMENTAL


STUDI EKSPERIMENTAL
Utuk lebih jelas silahkan download dalam bentuk word
Studi eksperimental memungkinkan pengendalian variabel ekstra dapat dilakukan secara lebih efektif. Studi eksperimental dilakukan melalui percobaan yang terkontrol di mana kondisi dimanipulasi sedemikian rupa agar muncul suatu peristiwa. Proses eksperimentasi melibatkan 3 unsur utama yaitu kondisi yang sengaja dimanipulasi, variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dan dilakukan pengontrolan terhadap variabel ekstra. Dalam cabang sains prilaku dan sosial, studi eksperimental mempunyai kekhususan yaitu dilakukan randomisasi untuk menentukan subjek mana yang masuk kelompok yang mendapat perlakuan (eksperimen) dan yang tidak diberi perlakuan. Hal ini disebabkan manusia sebagai subjeknya, yang bersifat unik dan prilakunya pasti dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan. Studi eksperimental dalam bidang ini memiliki empat ciri-ciri yaitu adanya perlakuan, variabel dimanipulasi, dilakukan kontrol, dan dilakukan randomisasi sebagai pembeda dari eksperimentasi secara umum. Namun demikian, proses randomisi tidak mutlak dilakukan pada semua kondisi karena ada kalanya subjek tidak bisa di random, maka digunakanlah kelompok yang ada. Ini disebut studi kuasi eksperimen.
Dalam studi eksperimental, kevalidan kesimpulan sangat diperlukan, baik kevalidan internal (variabel bebas memang mempengaruhi variabel terikat) maupun kevalidan eksternal (kesimpulan dapat digeneralisasikan). Namun, kevalidan internal yang paling mutlak diperlukan agar penelitian bisa disebut valid. Ada beberapa hal yang dapat menggangu kevalidan internal yaitu (1) ada peristiwa tertentu yang terjadi di luar variabel penelitian, (2) subjek merasa jemu karena lamanya waktu eksperimen, (3) rentang waktu pretest dan posttest terlalu singkat sehingga pretest mempengaruhi hasil penelitian, (4) instrumen penelitian diragukan kevalidan dan/atau kereliabelannya, (5) peneliti mengabaikan data yang abnormal (skor ekstrim), (6) subjek tidak dirandom sepenuhnya (7) Jumlah subjek yang mengikuti pretest dan posttest berbeda, (8) ada faktor bias dalam pembagian anggota kelompok (9) Kelompok kontrol menyadari perannya dalam penelitian, sehingga berprilaku tidak wajar, (10) terjadi interaksi yang intens terkait proses pembelajaran antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Selain validitas internal, validitas eksternal juga dapat terganggu oleh beberapa hal yaitu (1)  sampel tidak representatif terhadap populasi, (2) pemilihan subjek yang bias, (3) subjek (sebagai sampel) menyadari dirinya sedang diberi perlakuan, sementara subjek lain (dari populasi) tidak demikian, (4) perlakuan yang sama diberikan kepada kelompok subjek secara berulang.
Dalam studi eksperimental ada beberapa masalah yang perlu dijawab yaitu apakah benar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat? Bagaimana pengaruh variabel kontrol, moderator, dan variabel kovariat yang seringkali dilibatkan sebagai variabel penelitian terhadap variabel terikat?
Selanjutnya, untuk memperkirakan jawaban dari masalah penelitian disusun suatu hipotesis riset (naratif). Apabila kemudian dilakukan analisis data hasil penelitian, maka hipotesis riset dirubah menjadi hipotesis statistik yang terdiri dari Hipotesis awal (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha). Dalam ketentuannya, apabila rumusan hipotesis riset skor rata-rata kelompok eksperimen secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata skor kelompok kontrol maka Ha menggunakan tanda > (sifatnya direktif), tetapi apabila rumusan hipotesis riset tidak ada perbedaan signifikan skor antara kelompok eksperimen dan kontrol maka Ha menggunakan tanda = (non-direktif).


0 comments:

Post a Comment